Dampak gempa bagi warga Majene dan Mamuju harus memilih untuk mengungsi, khsusnya daerah-daerah yang sangat berpotensi menimbulkan banyak resiko, sehingga warga masih memilih untuk tetap bertahan di posko pengungsian. Resiko akibat gempa tidak hanya material tetapi berdampak pada psikologis maupun ketenangan batin. Guna memenuhi kebutuhan material dan mengiobati psikologis para pengungsi, Nahdlatul Ulama (NU) bersama dengan BANOM di provonsi Sulawesi Barat dan bahkan termasuk diluar provinsi juga ikut mengambil peran besar mencukupi kebutuhan logistik. NU dan PW MATAN SULBAR juga memberikan penguatan batin melalui zikir, doa dan tausiyah untuk memberikan obat ruhani dan psikologis pasca gempa. Kegiatan tersebut berlangsung secara bergiliran dari setiap posko pengungsian.
Hari Jum’at, tanggal 05 Februari, di posko pengungsian desa Ahu kecamatan Tappalang, warga pengungsi berkumpul bersam untuk ber do’a, zikir dan mendengarkan tauziah Ketua PW MATAN NU Sulawesi Barat (SULBAR) Kyai Muda Ahmad Mutazam, S. Pd. I., M. Si (cicit Imam Lapeo). Dalam tausiyahnya mengajak warga
*Sabar menghadapi ujian dari Allah swt.
*Tetap Istiqomah menjalankan syariat agama Islam
*musibah atau ujian itu adalah cara Allah swt. menghapus dosa dosa kita*Tetap jaga, merawat serta menjalankan ajaran dari Ulama Ulama kita.
Sebagai hiburan dalam kegiatan tersebut, diselingi dengan musik hadrah yang dimainkan oleh remaja.
[Hardianto]
www.matan.or.id sepenuhnya dibawah arahan Pengurus Pusat Matan
Sesuai bimbingan dan petunjuk Masayikh Jatman yang dipimpin Ro’is Amm Maulana Al Habib Muhammad Luthfie bin Ali bin Yahya Pekalongan
Memasyarakatkan Tarekat
IPNU dan IPPNU memperingati hari lahir IPNU ke-67 dan IPPNU ke-66, Senin 01 Maret 2021 di desa Wirittasi Kec. Suppa,…
Oleh: Dr. K. M. Mahmud Suyuti, M. Ag. Rasulullah saw. bersabda: “Siapa diantara kalian melihatku di dalam tidurnya, maka ia…