Merespon permintaan pengurus MPTT (Majelis Pengajian Tauhid Tasawuf) yang berpusat di Aceh terkait pro kontra soal tasawuf dan tarekat.
Pertama, soal ajaran tasawuf bahwa ada sebuah lembaga di Aceh yang menolak ajaran tasawuf falsafi yang diajarkan oleh Ibnu Arabi dan al-Jily, karena dianggap tidak mu’tabar.
Selanjutnya, Lembaga Pentashih Kitab MUI Pusat menunjuk KH. Ali Abdillah sebagai ketua tim bersama teman-teman lainnya untuk mengkaji kitab-kitab falsafi seperti al-Insan al-Kamil karya al-Jily dan al-Futuhat al-Makiyah dan Fushus al-Hikam karya Ibn Arabi.
Kesimpulannya kitab-kitab tersebut berpegang pada ayat al-Qur’an dan Hadits dan termasuk kitab mu’tabar. Namun kitab ini harus disampaikan oleh ahlinya, karena memiliki kedalaman makna yang tidak bisa dipahami orang awam.
Kedua, terkait tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah yang diikuti oleh Syekh Amran Wali al-Khalidi sebagai tarekat yang mu’tabaroh dibawah naungan JATMAN (Jam’iyyah Ahlith Thoriqoh al-Mu’tabaroh an-Nahdliyah) yang dipimpin oleh Rois Am Habib Luthfi Bin Yahya.
Semoga Aceh yang dahulu menjadi pintu gerbang tasawuf dan tarekat di Nusantara bisa berjaya lagi. Amin
(Kang Alex/Alvin Jauhari)
www.matan.or.id sepenuhnya dibawah arahan Pengurus Pusat Matan
Sesuai bimbingan dan petunjuk Masayikh Jatman yang dipimpin Ro’is Amm Maulana Al Habib Muhammad Luthfie bin Ali bin Yahya Pekalongan
Memasyarakatkan Tarekat
Oleh: Dr. K. M. Mahmud Suyuti, M. Ag. Rasulullah saw. bersabda: “Siapa diantara kalian melihatku di dalam tidurnya, maka ia…
Dampak gempa bagi warga Majene dan Mamuju harus memilih untuk mengungsi, khsusnya daerah-daerah yang sangat berpotensi menimbulkan banyak resiko, sehingga…