“Siapa yang kenal dirinya maka dia akan mengenal Tuhannya”
Seorang yang ingin memasuki atau mengambil dzikir dari thariqah Syadzaliyah, persyaratan umumnya adalah: Islam, berakal,dewasa (umur 18 tahun keatas) dan sudah paham ilmu syari’at minimal tentang amaliyah sehari-hari, khususnya shalat.
Jika dia seorang wanita yang sudah bersuami, maka harus mendapatkan izin dari suaminya.Sedang persyaratan khususnya dan tata caranya adalah sebagai berikut :
1. Datang kepada guru Mursyid untuk memohon izin memasuki thariqahnya dan menjadi muridnya.Hal ini dilakukan sampai memperoleh izinnya dan perkenannya.
2. Puasa tiga hari (biasanya hari selasa, rabu, dan kamis). Setelah selesai berpuasa, datang lagi pada guru mursyid dalam keadaan suci yang sempurna untuk menerima talqin dzikir atau bai’at.
Setelah memperoleh talqin dzikir atau bai’at dari guru musyid tersebut, yang berarti telah tercatat sebagai anggota thariqah syadzaliyyah, maka dia berkewajiban untuk melaksanakan aurad (wirid-wirid) sebagai berikut;
a. Rabithah kepada guru mursyid
b. Hadlrah Al-Fatihah untuk;
c. Membaca istighfar 100 x.
d. Membaca shalawat Nabi 100 x sebagai berikut;Dalam kondisi normal/biasa:اللهم صل على سيدنا محمد عبدك ونبيك ورسولك النبي الامي وعلى اله وصحبه وبارك وسلم تسليما بقدر عظمة ذاتك فى كل وقت وحينDalam kondisi mendesak atau musafir صل على سيدنا محمد
e. Membaca Tahlil /hailalah 100 x ,yang ditutup dengan tiga kali membaca:لا اله الا الله سيدنا محمد رسول الله عليه وسلام الله عليه وسلم
f.Kemudian dilanjutkan 3 x membaca:الهى انت مقصودى ورضاك مطلوبىg. Membaca Al-Fatihah 3 kali.
h. Membaca ayat kursi sekali.
i. Membaca Al-Ikhlas 3 kali.
j. Membaca Al-Falaq 3 kali.
k. Membaca An-Nas 3 kali.
l. Membaca do’a.
KETERANGAN :-Untuk pelaksanaan puasa tiga hari, tergantung pada petunjuk guru mursyidnya.Misalnya pada saat pertama datang dan langsung mendapat izin serta perkenan dari guru mursyid untuk bai’at, maka puasa bisa dilaksanakan setelah bai’at atau di qodlo’.
-Pembacaan aurad tersebut di atas dilakukan setiap hari 2 kali, yaitu setiap pagi (ba’da shalat shubuh) dan sore (ba’da shalat maghrib).
-Untuk bacaan aurad, kemungkinan ada perbedaan antara guru mursyid yang satu dengan yang lainnya,tetapi yang ini adalah sama, yaitu; istighfar 100 kali, shalawat Nabiy ala syadziliyah 100 kali dan tahlil 100 kali.
-Sikap duduk pada saat melaksanakan aurad tersebut bisa dengan tawarruk shalat atau murabba’ (bersila) atau menurut guru mursyidnya.
-Aurad tersebut di atas adalah untuk para pemula, sedangkan bagi yang sudah meningkat pengajarannya maka sesuai dengan petunjuk dan arahan guru mursyidnya.
Para murid thariqah Syadziliyah hendaknya mengisi hari-harinya dengan suluk-suluk sebagai berikut;
CATATAN :
1. Keterangan mengenai kaifiyah atau tata cara pelaksanaan aurad Thariqah Syadziliyah ini diperoleh dari para murid Sayyidisy Syaikh Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya, dan dinukil dari kitab Aurad Ath-Thariqah Asy-Syadzaliyah Al-‘Uluwiyah yang diterbitkan oleh kanzus shalawat Pekalongan Jawa Tengah.
2. Untuk kegiatan irsyadat dan ta’limat yang dilakukan oleh Sayyidisy Syaikh Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya adalah sebagai berikut:
3. Sedangkan untuk bai’at yang dilakukan oleh beliau adalah; setiap jum’at kliwon ba’da pengajian, yang dilakukan secara massal (banyak orang). Sedang untuk bai’at yang dilakukan secara perorangan atau jama’ah terbatas, tidak ada waktu khusus (tergantung situasi dan kondisi yang memungkinkan bagi masing-masing yang bersangkutan).
4. Adapun silsilah kemursyidan Sayyidisy Syaikh Al-Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya ini adalah sebagai berikut :